Kabarjambikito.com, BATANGHARI– ” Saya dapat Bantuan Batanghari Tunai (BBT) karena saya marah-marah sama perangkat desa, baru nama saya ditulis masuk dalam daftar bantuan, kalau gak marah terlebih dahulu gak bakal dapat.” Ungkap Darti (53) warga RT 08 Kelurahan Sridadi, Kecamatan Muara Bulian, Batanghari saat Kabar Jambi Kito menyambangi kediamannya beberapa hari lalu.
Darti yang tergolong keluarga miskin yang baru tersentuh bantuan dari Pemkab Batanghari pertama kali selama 15 tahun ini. Mendengar penuturan Darti dia tergolong dari keluarga miskin yang selayaknya menjadi perhatian pemerintah sejak dahulu. Namun bantuan itu baru saat ini tersentuh.
Darti yang berkerja sebagai petani karet yang mana penghasilannya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya. Apalagi Ia menderes karet orang lain dengan penghasilan dibagi dua dengan pemilik kebun karet.
Adapun penghasilan dari menderes karet tidak menentu, tergantung dari kondisi cuaca.
” Penghasilan cuma 8 kilogram perhari, kalau cuaca hujan terpaksa penghasilan menurun. Seperti kemarin hanya Rp 150 ribu seminggu.” Keluhnya.
Darti hidup bersama dua anak , dab suami Slamet Darwanto (48) tinggal di rumah yang sudah usang terbuat dari kayu. Sementara suaminya hampir 2 bulan ini tidak lagi bekerja.
“Suamiu saya hanya buruh biasa, sekarang hampir 2 gak kerja lagi, karena pekerjaan gak ada.” Kata Darti.
Darti juga menyebutkan, kadang anak menantu dari luar daerah nginap tempatnya. Dan tentunya semua makan ditanggung olehnya.
” Seperti saat anak menantu kami tinggal di sini, semua itu tanggung jawab kami. Anak menantu saya juga miskin.” Ujarnya.
(Syahreddy)
Discussion about this post