Kabarjambikito.com — Kemelut armada Batu Bara hingga kini terus menjadi perbincangan hangat namun tidak kunjung menemukan titik terang yang tepat untuk mengatasinya.
Berbagai upaya terus dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jambi untuk mengatasi masalah tersebut mulai dari wacana pembangunan jalan khusus hingga pembangunan rel kereta api dan perbelakuan jam operasional melintas untuk mengurai permasalahan armada truk batubara yang terus menjadi buah bibir masyarakat di Jambi.
Namun hal yang diungkapkan salah seorang sopir armada truk batubara yang enggan disebut namanya perlu di pertimbangkan oleh Pemerintah Provinsi Jambi.
Dirinya menyebut Pemerintah Provinsi Jambi harus membuat peraturan tentang jumlah unit armada PT Batu Bara yang ada di Jambi, dirinya menyakini bahwa angkutan batubara terus bertambah seiring tingginya upah.
” Salah satu solusi yang menurut saya perlu dipertimbangkan oleh pak Gubernur Jambi harus ada peraturan pembatasan unit armada PT Batu Bara, Karena apa, dari 32 PT Batu Bara yang ada di Jambi unitnya nambah terus pak, di tambah lagi ampra tinggi, jadi mobil pribadi pun semakin banyak juga ikut narik batubara, jadi bisa dikatakan armada truk terus membludak, yang biasa angkut pasir dan kerikil karena ampra tinggi jadi ikut-ikutan narik batubara ” Bebernya, Minggu (20/03/2022).
Kembali diungkapnya, jumlah unit yang dimiliki oleh 1 (satu) PT Batu Bara saja bisa mencapai ratusan unit armada, disisi lain dengan membludaknya jumlah unit yang beroperasi dan pemberlakuan jam operasional untuk melintas sangat berdampak bagi pendapatan sopir.
” Yang ada di PT tempat saya berkeja saja, yang ada sopirnya ya sekitar 280 armada, untuk satu bulan terakhir ini saya cuma bisa 8 trip karena sekarang ini susah, karena sistemnya 3 hari 1 trip karena macet ini, jadi ya salah satu pertimbangan untuk mengurai kemacetan dan lainya, ya pembatasan unit PT ” Ungkapnya.
Membludaknya jumlah unit truk batubara turut menjadi pemicu terjadinya kemacetan hingga terjadinya kecelakaan lalu lintas.
” Betis ini sudah pegal bang, injak gas, rem dan kopling, dari tambang sampe disini saja (Terminal Bulian,red) 5 jam, baru jalan sebentar ngerem, tau-tau ada bunyi braaakkk taunya ada yang nabrak buntut, belum lagi kalau ada mobil yang rusak tambah macet bang ” Katanya. (Ade)