Kabarjambikito.com – Masyarakat Dusun Ranggo Sakti, Desa Pudak, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi terpaksa harus mengunakan transportasi perahu untuk membawa hasil panen buah sawit.
Dengan kondisi ini masyarakat sangat berharap ada perhatian dari pemerintah setempat, karena jika mengunakan perahu akan kesulitan membawa hasil panen.
Dilansir dari Zabak.id masyarakat minta agar pemerintah untuk membangun jembatan.
Sementara kondisi ini telah berlangsung sejak puluhan tahun lalu, sehingga sangat menyulitkan petani di Desa setempat.
Selain komoditi kelapa sawit, masyarakat di Desa Pudak juga mengandalkan pertanian padi untuk memenuhi kebutuhan hidup.
“Keluh kesah kito selamo ni dag ado prasarana jembatan. Nak besawahpun dag biso nyebrang, sawah kering. Manen sawitpun dag ado transportasi nak ngangkutnyo. Harapan besak kami kepado pemerintah tu di bangunkan jembatan penyebrangan permanen di Desa kami, dibangun jerambah gantung apo kek mano kan,”ungkap Santo, petani kelapa sawit di Desa Pudak, Rabu (25/05/22) sore.
Petani mengaku selama ini mereka sudah sangat menderita, terlebih lagi di tengah harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang saat ini tengah merosot.
“Kemarin tu sudah ado yang mau hibah tanah, tapi dag ado jugo nak dihangun-bangun,”jelas Santo.
Hal senada juga diutarakan oleh petani kelapa sawit di Desa Pudak lainnya, Nur Salim
“Jika dibangun jembatan maka ekonomi masyarakat akan lebih hidup lagi. Kalau seperti ini aktivitas ekonomi masyarakat otomatis terhambat, mati suri lah istilahnyo tu,”ujarnya.
Salim menambahkan, warga di RT.01 hingga RT.05, Dusun Ranggo Sakti, Desa Pudak rata-rata memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bertani padi dan berkebun kepala sawit.
Yang menjadi persoalan saat ini, jika hasil perkebunan dan pertanian diangkut menggunakan sampan maka membutuhkan waktu lama dan menyulitkan petani. Apalagi perahu sampan yang tersedia berkapasitas kecil, sehingga muatan nya pun terbatas.
“Alhamdulillah saat ini harga sawit mulai beranjak naik lagi. Harapannya harga sawit dapat distabilkan, katakanlah Rp 2.500 atau bahkan Rp 3.000 perkilogram nya. Seperti 15 hari sebelum lebaran itu kami bisa menikmati harga Rp. 3.250, bahkan ada yang Rp. 3.500 perkilogram,”tandasnya.